CLICKBET88 – 26 Merek Akui Mengoplos Beras, Produsen Mulai Tarik Produk dan Sesuaikan Harga

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai raker dengan Komisi IV DPR RI.

Lihat Foto

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa sejumlah produsen beras yang sebelumnya diketahui mengoplos produknya kini mulai menarik produk dari pasaran dan menyesuaikan harga sesuai ketentuan pemerintah.

Pernyataan tersebut disampaikan Amran saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI pada Rabu (16/7/2025) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

“Alhamdulillah, kemarin kami cek, merek yang sudah diumumkan itu mulai, meski belum seluruhnya, menarik (produk) dan mengganti harganya. Harganya kini sesuai standar dan kualitasnya juga disesuaikan,” ujar Amran.

Langkah ini merupakan respons terhadap temuan Kementerian Pertanian (Kementan) terkait praktik pengoplosan beras oleh sejumlah pelaku usaha.

Dari total 212 merek yang diperiksa, 26 merek telah mengakui melakukan pelanggaran setelah diperiksa oleh aparat penegak hukum.

Mengapa Kementan Mencurigai Adanya Praktik Curang?

Kecurigaan terhadap praktik pengoplosan beras bermula dari anomali harga di pasar dua bulan lalu.

Kala itu, harga gabah di tingkat petani menurun, namun harga beras di pasaran justru mengalami kenaikan.

Padahal, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi beras nasional meningkat sebesar 14 persen dengan surplus mencapai 3 juta ton.

“Waktu itu kami curiga, harga di petani turun, tapi di pasar justru naik. Padahal, produksi naik, bahkan surplus. Ini tidak masuk akal,” ujar Amran.

Untuk memastikan dugaan tersebut, Kementan melakukan pengecekan lapangan di 10 provinsi penghasil beras utama.

Sebanyak 268 merek beras diuji di 13 laboratorium berbeda. Hasilnya, sekitar 85 persen beras curah yang beredar tidak memenuhi standar mutu.

Bagaimana Modus Pengoplosan Beras Dilakukan?

Menurut Amran, modus yang dilakukan para pelaku adalah mengemas ulang beras curah dengan label “beras premium”. Selain itu, mereka juga diduga mengurangi isi kemasan.

“Yang seharusnya 5 kilogram, ternyata isinya cuma 4,5 kilogram,” katanya.

Sekitar 50 sampai 60 persen beras berlabel premium ternyata tidak memenuhi standar mutu.

“Ibaratnya emas 24 karat, sebenarnya ini 18 karat tetapi dijual 24 karat. Jadi, harganya yang naik, bukan kualitasnya yang naik,” ujarnya.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these

No Related Post