
Tulungagung mencatat, sepanjang tahun ini pihaknya telah 19 kali membantu warga yang kesulitan melepas cincin dari jari mereka.
Dalam sejumlah kasus, cincin yang terlalu sempit terpaksa harus dipotong oleh petugas karena tak bisa dilepas secara normal.
Menurut Kepala Seksi Operasional Dinas Damkarmat Tulungagung, Bambang Pidekso, kasus cincin yang macet di jari bukan hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi juga menimpa anak-anak.
“Mayoritas jenis cincin yang kami potong adalah cincin emas. Ada juga yang terbuat dari perak atau logam model lainnya, tetapi yang paling sering itu memang emas,” ujar Bambang saat dikonfirmasi, Kamis (26/6/2025).
Bambang menjelaskan bahwa sebagian besar kasus terjadi karena cincin terlalu lama dipakai tanpa pernah dilepas, hingga akhirnya ukuran jari membesar seiring bertambahnya berat badan.
“Mungkin orangnya lebih gemuk, sehingga ukuran jarinya juga jadi lebih besar. Bahkan ada yang sampai bengkak karena cincin terlalu ketat,” kata Bambang.
Beberapa warga bahkan sempat pergi ke rumah sakit karena merasa kesakitan akibat jari yang bengkak.
Namun, pihak rumah sakit menyarankan mereka untuk datang ke petugas Damkar Tulungagung guna membantu melepaskan cincin tersebut.
Teknik Pemotongan Cincin Sempit
Dalam praktiknya, petugas Damkar memiliki dua metode dalam melepas cincin yang macet di jari. Bila masih ada sedikit celah antara cincin dan kulit jari, petugas akan menggunakan gunting khusus untuk memotong logam cincin.
“Asal gunting bisa masuk, pasti bisa dipotong. Tapi kalau terlalu sempit, kami masukkan plat tipis dulu, baru cincinnya dipotong menggunakan alat pemotong mini bertenaga listrik,” jelas Bambang.
Setelah cincin berhasil dipotong, petugas akan melonggarkan kedua ujungnya hingga cincin bisa dikeluarkan dengan aman dari jari korban.
Namun, Bambang menyebut pemotongan cincin paling sulit jika bahan cincin terbuat dari monel, karena sifat logamnya yang keras. Berbeda dengan cincin emas yang cenderung lebih mudah dipotong karena logamnya lunak.
“Kalau cincin emas lebih gampang, tapi kan akhirnya rusak karena harus dipotong,” ujarnya.
Setelah cincin emas dipotong, pemilik biasanya harus membawanya ke perajin emas untuk diperbaiki. Alternatif lainnya adalah menjual cincin emas meskipun sudah dalam kondisi terpotong. Meskipun harga jual cincin potong tidak turun terlalu jauh, tetap saja pemilik harus mengeluarkan biaya ekstra.
Untuk mencegah kasus serupa terulang, Damkar Tulungagung mengimbau warga agar lebih rutin melepas cincin, terutama bila merasa jari mulai terasa sesak.
“Kalau sudah terasa sesak, mungkin karena berat badan bertambah. Lebih baik dijual atau ditukar dengan yang ukurannya lebih pas. Mungkin selama ini terlalu sayang sama cincinnya, sehingga tidak pernah dilepas,” tandas Bambang.
Artikel ini telah tayang di Tribun Jatim.com dengan judul Cerita Damkar Tulungagung Sudah Memotong 19 Cincin Milik Warga yang Sulit Dilepas