Selat Bali, Sabtu (5/7/2025).
Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyanto, menyampaikan bahwa fokus utama pencarian hari ketiga adalah penentuan titik koordinat terakhir kapal (fix datum) yang menjadi lokasi pencarian prioritas.
“Tim SAR memperluas area pencarian ke arah selatan, baik dari wilayah Jembrana (Bali) maupun Ketapang (Banyuwangi), karena arus bawah laut dominan mengarah ke selatan,” ujarnya dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, seperti ditulis Antara.
Upaya pencarian melibatkan berbagai moda, baik melalui udara, laut, maupun darat. Tim menyisir rute dari sisi utara perairan Ketapang-Gilimanuk ke arah selatan dengan mengerahkan seluruh peralatan utama operasi SAR.
Berdasarkan prakiraan cuaca maritim Selat Bali pada hari ini, kondisi cuaca terpantau berawan tebal disertai potensi hujan ringan.
Kecepatan angin diperkirakan antara 4–20 knot, tinggi gelombang mencapai dua meter, dan jarak pandang sejauh delapan kilometer.
“Arus bawah permukaan menjadi perhatian khusus kami karena itu berpengaruh langsung terhadap penentuan titik pencarian,” kata Ribut.
Sejumlah armada dan peralatan utama operasi SAR turut dikerahkan dalam proses ini, antara lain RIB 03 Banyuwangi, RBB Banyuwangi, RIB 01 Jembrana, KRI Tongkol, RIB Polairud, KN SAR Arjuna, KP Bima 7014, KRI Teluk Ende, KAL Sambulungan, KN SAR Permadi, Patkamla Payaman, KNP Granti, KN Chundamani, KP Hiu Macan Tutul, serta beberapa helikopter.
Berdasarkan data Posko Operasi SAR Gabungan di Pelabuhan Ketapang, hingga hari ini tercatat sebanyak 30 orang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, enam orang dinyatakan meninggal dunia, dan 29 orang masih dalam pencarian.
Sebagai informasi, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut 53 penumpang, 12 anak buah kapal, dan 22 unit kendaraan saat tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) malam sekitar pukul 23.35 WIB.
