
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menggagas program pendidikan bergaya militer bagi siswa SMA sederajat yang bermasalah.
Program ini bertujuan untuk membina remaja yang dinilai nakal agar terhindar dari pergaulan bebas dan tindakan menyimpang.
“Pelaksanaannya tidak harus serentak di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dinilai rawan, lalu bertahap,” kata Dedi dalam keterangan resminya, Sabtu (26/4/2025).
Rencananya, program ini akan dimulai pada 2 Mei 2025, dengan dukungan fasilitas berupa 30 hingga 40 barak yang disiapkan oleh TNI. Para peserta akan dipilih berdasarkan kesepakatan antara pihak sekolah dan orangtua.
Kelompok Remaja yang Akan Masuk Pendidikan Militer
Tidak semua siswa akan mengikuti program ini. Pemerintah Provinsi Jawa Barat hanya memprioritaskan remaja dengan kriteria tertentu yang dinilai membutuhkan pembinaan lebih lanjut.
Kelompok remaja yang menjadi target program ini meliputi:
Mereka yang berulang kali melakukan pelanggaran dan tidak menunjukkan perubahan perilaku meski sudah diberi sanksi pendidikan.
Siswa yang terindikasi menjalin hubungan sosial yang merusak moral dan norma sosial di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
Termasuk siswa yang terlibat dalam tawuran, penganiayaan, hingga kekerasan berat lainnya.
Remaja yang aktif dalam kelompok bermotor yang dikenal sering mengganggu ketertiban umum.
Remaja yang perilakunya sudah di luar kendali keluarga, sehingga orangtua menyerah dan meminta bantuan pihak sekolah dan pemerintah.