CLICKBET88 – Angka Kelahiran Turun, Studi UI: Depopulasi Mulai Terjadi di Jakarta dan Bali Bisa Jadi Bom Waktu Ekonomi

Ilustrasi populasi dunia

Lihat Foto

jumlah penduduk atau depopulasi kini bukan lagi isu yang terbatas di negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan.

Sebuah studi terbaru dari Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mengungkap bahwa DKI Jakarta dan Bali berpotensi menjadi wilayah pertama di Indonesia yang mengalami depopulasi lebih cepat dibandingkan daerah lain.

Studi bertajuk “Masa Depan Penduduk Indonesia: Kebijakan dan Strategi untuk Menghadapi Potensi Depopulasi” menyebut bahwa DKI Jakarta diprediksi akan mengalami depopulasi mulai tahun 2026, disusul oleh Bali pada tahun 2046.

Temuan ini juga diperkuat oleh proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan Sensus Penduduk 2020, yang memperlihatkan tren penurunan pertumbuhan penduduk secara nasional, bahkan diproyeksikan hanya tumbuh 0,25 persen pada 2050.

Mengapa Depopulasi Menjadi Ancaman Serius?

Depopulasi adalah kondisi ketika jumlah penduduk suatu wilayah menurun secara signifikan akibat rendahnya angka kelahiran dan tingginya angka migrasi keluar.

Penurunan jumlah penduduk ini bukan sekadar isu statistik, melainkan bisa berdampak luas pada banyak sektor.

Menurut Turro Wongkaren, peneliti senior LD FEB UI, depopulasi berpotensi menimbulkan sejumlah masalah serius, yakni:

  • Penurunan jumlah tenaga kerja produktif
  • Bertambahnya beban sistem jaminan sosial
  • Meningkatnya angka ketergantungan terhadap penduduk lanjut usia.

  • Potensi konflik sosial akibat masuknya tenaga kerja asing
  • Ketimpangan budaya dan integrasi sosial
  • Infrastruktur publik seperti sekolah dan rumah sakit menjadi kurang optimal pemanfaatannya.

Apa Penyebab Utama Depopulasi di Kota-Kota Besar?

Salah satu penyebab utama depopulasi adalah menurunnya angka kelahiran, khususnya di kota-kota besar.

Di DKI Jakarta, misalnya, terdapat ketimpangan tingkat kelahiran antara kelompok ekonomi atas dan menengah ke bawah.

“Wilayah dengan kelas ekonomi atas cenderung memiliki angka kelahiran yang sangat rendah. Sebaliknya, wilayah menengah ke bawah justru masih memiliki kelahiran tinggi,” ujar Turro dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (15/5/2025).

Kondisi ini mengindikasikan bahwa kebijakan kependudukan tidak bisa bersifat seragam, melainkan harus dirancang secara spesifik berdasarkan kondisi sosial ekonomi dan demografi setempat.

Apa Solusi untuk Mencegah Depopulasi?

LD FEB UI menawarkan sejumlah pendekatan kebijakan sebagai strategi antisipatif, baik dari sisi medis maupun sosial:

  • Meningkatkan akses terhadap layanan infertilitas
  • Mengakui infertilitas sebagai penyakit yang bisa ditangani
  • Memberikan edukasi kesehatan reproduksi sejak usia dini.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these

No Related Post