Sebanyak 45 pelajar SMA dari Purwakarta, Subang, dan Karawang berkumpul untuk memulai perjalanan yang tak biasa: mengikuti program pendidikan semi militer di barak Rindam Bandung selama tiga pekan.
Bukan untuk berlibur atau mengikuti kompetisi, kehadiran mereka di sana merupakan bagian dari Program Pendidikan Berkarakter Semi Militer yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Program ini menyasar siswa yang memiliki riwayat kenakalan remaja, mulai dari bolos sekolah, merokok, hingga terlibat tawuran.
Pemberangkatan siswa-siswa ini berlangsung emosional. Tangis dan pelukan dari para orang tua mengiringi langkah kaki anak-anak mereka yang bersiap menjalani pembinaan ketat.
“Senang sih, biar anak jadi lebih baik, disiplin. Tapi sedih juga, tiga minggu bukan waktu yang sebentar. Biasanya bareng terus, sekarang harus pisah,” ujar Caswati, orang tua siswa asal Subang, dengan mata berkaca-kaca saat berbincang dengan wartawan.
Hal serupa diungkapkan Cicih, ibu dari salah satu siswa asal Purwakarta.
“Waktu awal daftar karena emosi, tapi pas anak mau berangkat rasanya sedih juga. Tapi saya berharap sepulang dari sana, dia berubah. Selama ini susah bangun, suka begadang, merokok. Ya, walaupun nakal, tetap anak saya,” katanya.
Program ini ternyata mendapat respons positif dari masyarakat.
Menurut Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, animo orang tua sangat tinggi untuk mendaftarkan anak-anak mereka. Namun, proses seleksi dilakukan secara ketat.
“Ini gelombang kedua, total ada 45 siswa. Purwakarta menyumbang 19 siswa, sisanya dari Subang dan Karawang. Banyak yang daftar, tapi harus seleksi ketat. Kami pastikan siswa dan orang tuanya benar-benar siap, baru kita kirim ke Rindam,” jelas Saepul, yang akrab disapa Om Zein.
Program ini diharapkan bisa menjadi jalan perubahan bagi para siswa yang sebelumnya bermasalah, membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih disiplin dan bertanggung jawab.
