CLICKBET88 – Kisah Pilu Pengguna BPJS Kesehatan, Dipulangkan Saat Sakit, Meninggal Beberapa Hari Kemudian

Ilustrasi rumah sakit. Pihak keluarga sempat heran ketika Cut diminta pulang dari rumah sakit padahal kondisi tubuhnya belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Ketika dikonfirmasi oleh keluarga, rumah sakit berdalih pemulangan Cut dengan alasan istirahat.
Peristiwa itu masih tersangkut di hati Farida, kakak kandung mendiang.

Lihat Foto

pasien pengguna Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan kembali mengemuka. Selain penolakan pengobatan dari rumah sakit terhadap sejumlah pengguna BPJS Kesehatan, kini ada pasien yang harus kembali pasrah dipulangkan dalam kondisi belum sepenuhnya pulih.

Situasi yang pernah ramai diperbincangkan beberapa tahun sebelumnya ini muncul lagi di media sosial dan menguak banyak kejadian serupa.

Dengan wajah kesakitan dan perut makin bengkak, Teuku Nyak Cut (50) dipapah keluarga berjalan keluar ruangan.

Pasien BPJS Kesehatan ini dipulangkan setelah beberapa hari menjalani rawat inap di rumah sakit swasta di Deli Tua, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada awal Januari 2025 lalu.

Sepekan setelah pulang, kondisi Cut tambah parah. Ia dibawa kembali ke rumah sakit tersebut. Namun akhirnya, ia meninggal dunia di ruang Intensive Care Unit (ICU) pada Februari 2025.

Pihak keluarga sempat heran ketika Cut diminta pulang dari rumah sakit padahal kondisi tubuhnya belum menunjukkan tanda-tanda membaik.

Ketika dikonfirmasi oleh keluarga, rumah sakit berdalih pemulangan Cut dengan alasan istirahat. Peristiwa itu masih tersangkut di hati Farida, kakak kandung mendiang.

“Katanya: ‘pasien kami balikkan dulu supaya diistirahatkan di rumah selama seminggu. Setelah itu baru datang lagi untuk kontrol’. Kami kaget kok disuruh pulang padahal perutnya masih besar begitu?” ujar Farida kepada wartawan Nanda Fahriza Batubara yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (24/6/2025).

Cut (50) merupakan warga Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut, Kabupaten Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara.

Jarak dari rumah sakit tempat tinggalnya sekitar 200 kilometer. Cut yang bekerja sebagai sopir pergi meninggalkan seorang istri dan tiga anak yang masih kecil.

ilustrasi pasien. Di tengah kondisi finansial yang pas-pasan, kesehatan Cut menurun akhir tahun lalu. Ia diduga mengalami sakit pada organ hati. Cut sempat dilarikan ke rumah sakit setempat sampai kemudian dirujuk ke rumah sakit tempatnya berpulang yang berada di Kabupaten Deli Serdang pada 29 Desember 2024.Freepik/Dragos Condrea ilustrasi pasien. Di tengah kondisi finansial yang pas-pasan, kesehatan Cut menurun akhir tahun lalu. Ia diduga mengalami sakit pada organ hati. Cut sempat dilarikan ke rumah sakit setempat sampai kemudian dirujuk ke rumah sakit tempatnya berpulang yang berada di Kabupaten Deli Serdang pada 29 Desember 2024.

Di tengah kondisi finansial yang pas-pasan, kesehatan Cut menurun akhir tahun lalu. Ia diduga mengalami sakit pada organ hati.

Cut sempat dilarikan ke rumah sakit setempat sampai kemudian dirujuk ke rumah sakit tempatnya berpulang yang berada di Kabupaten Deli Serdang pada 29 Desember 2024.

Selama berada di rumah sakit, Cut mendapat berbagai penanganan. Mulai dari transfusi darah hingga penyedotan cairan perut. Walau demikian, kondisinya tidak membaik.

“Perut adik saya sempat kempes setelah disedot, tapi kemudian bengkak lagi. Setelah 14 hari di rumah sakit, kami disuruh pulang, katanya istirahat. Seharusnya istirahat yang baik, ya, di rumah sakit. Karena di situ ada dokter, ada tindakan medis. Ini kenapa disuruh pulang ke rumah?” ujar Farida.

Pengalaman nyaris serupa juga dialami Arindra (38) yang harus kehilangan adiknya, Alif Budi (35), pada 2022.

Selama dua tahun, Alif disebut memiliki penyakit tuberkulosis dan ditangani di rumah dengan menyediakan tabung oksigen kecil langsung yang bisa dibeli di apotek.

Hari itu, kondisi Alif memburuk. Dalam kondisi sesak napas, ia langsung dibawa ke rumah sakit di Labuang Baji, Makassar, Sulawesi Selatan.

“Tapi di rumah sakit itu akhirnya tidak ditangani alasannya karena BPJS. Itu saya bawa karena kondisinya parah, orang sudah sesak napas. Kalau bicara kedokteran itu bicara nyawa daripada administrasi,” tutur Arindra kepada wartawan Darul Amri yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (24/6/2025)

“Setelah setengah jam, saya menunggu belas kasihan dari pihak rumah sakit itu tetap tidak diindahkan, saya bawa pulang dia. Besoknya saya bawa ke puskesmas Bara-Baraya, di Jalan Abubakar Lambogo,” imbuh Arindra.

Ketika di puskesmas, Alif diberi bantuan pernafasan berupa oksigen dan diberi obat.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these

No Related Post