
OKU Timur, Sumatera Selatan.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (25/4/2025) di rumah mereka setelah terjadi pertengkaran keluarga. Hely, yang berprofesi sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Puskesmas Purwodadi, tewas akibat luka tembak di paha kanan yang menyebabkan pendarahan hebat.
Kepada penyidik, Gusmadi mengaku tindakan itu dilatarbelakangi masalah pribadi yang memicu pertengkaran hebat dengan sang ibu.
“Ibu bilang, ‘Jangan anggap aku ibu kamu lagi, aku ini bukan ibu kamu lagi.’ Saya sakit hati mendengarnya,” ujar Gusmadi dengan suara lirih di hadapan penyidik.
Setelah cekcok, Gusmadi mengambil senjata api rakitan milik ayahnya, yang merupakan Kepala Desa Bangun Rejo, dan melepaskan satu tembakan ke arah Hely.
Usai insiden, Gusmadi melarikan diri dan membuang senjata api ke dekat kolam di belakang rumah. Saat ditangkap, ia mengungkapkan penyesalan mendalam atas perbuatannya.
“Saya sangat menyesal, kenapa bukan saya saja yang mati. Saya sering bertengkar dengan ibu, ibu juga sering bertengkar dengan papa,” ucap Gusmadi sambil menunduk.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan kepolisian, insiden berawal ketika Hely pulang dari acara resepsi pernikahan dan berencana melanjutkan kegiatan pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) di kantor desa.
Namun, ketegangan muncul dalam percakapan antara Hely, Gusmadi, dan Devi—sekretaris pribadi Kepala Desa—yang membahas soal utang piutang sebesar Rp 3 juta.
Adu argumen itu memanas hingga Gusmadi mengambil senjata dari kamarnya dan menembak ibunya tanpa peringatan.
Hely sempat dibawa ke Puskesmas Purwodadi oleh Gusmadi dan Devi. Karena luka yang serius, korban dirujuk ke RS Charitas, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Kapolsek Belitang II bersama tim langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk senjata api rakitan, DVR CCTV, dan pakaian korban.
Gusmadi ditangkap tanpa perlawanan oleh Tim SW Satreskrim Polres OKU Timur.
Polisi Dalami Motif
Kapolres OKU Timur, AKBP Kevin Leleury, melalui Kasat Reskrim AKP Mukhlis, mengatakan pihaknya masih mendalami motif di balik penembakan tersebut.
“Motifnya masih dalam pendalaman, namun dari keterangan awal, pemicunya berkaitan dengan permasalahan ekonomi dan konflik keluarga,” jelas AKP Mukhlis.