
Persikas Subang oleh pihak baru yang kemudian mengganti nama klub menjadi Sumsel United diumumkan dalam Kongres PSSI 2025 di Jakarta, Rabu (4/6/2025) malam. Selain berganti identitas, markas klub juga resmi pindah dari Subang ke Palembang.
Keputusan ini mengejutkan sekaligus mengecewakan banyak pihak, terutama warga Subang dan suporter setia klub berjuluk “Singa Subang”. Harapan melihat klub kesayangan mereka tampil di kasta tertinggi sepak bola Indonesia pun pupus.
H.Oom Abdurohman, salah satu petinggi manajemen Persikas Subang, membenarkan kabar tersebut.
“Ya, betul. Kemarin Persikas Subang telah di-take over oleh klub baru, yakni Sumsel United yang akan berbasis di Palembang,” ungkapnya, Kamis (5/6/2025).
Menurut Oom, keputusan ini tidak terlepas dari krisis finansial yang dialami oleh perusahaan pengelola Persikas.
“Kalau bicara jujur, ya karena masalah likuiditas. Biaya untuk berkompetisi di Liga 2 ternyata cukup besar, bahkan untuk tahun depan bisa mencapai 15 hingga 20 miliar rupiah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa saat ini manajemen masih memiliki utang sekitar Rp 9 miliar. Meskipun demikian, Oom menegaskan bahwa brand Persikas tidak dijual sepenuhnya.
“Yang diakuisisi itu lebih ke lisensinya untuk bermain di Liga 2. Bukan pemainnya atau brand Persikasnya,” jelasnya.
Apa Sikap Pemerintah Daerah Subang?
Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, mengaku kecewa dengan keputusan ini.
“Pertama saya ingin menyampaikan bahwa saya pun kecewa dan tidak terima Persikas dijual,” kata bupati melalui akun Instagram pribadinya.
Namun Reynaldy menekankan bahwa Pemkab tidak memiliki kewenangan langsung terhadap klub, karena Persikas adalah badan usaha mandiri.
“Persikas itu merupakan sebuah PT atau perusahaan dan mempunyai manajemen sendiri, tidak berada di bawah naungan Pemda,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah daerah juga dilarang mendanai klub profesional. Meski begitu, Reynaldy menyatakan telah berupaya mencari sponsor melalui relasi pribadinya, meskipun sampai saat ini belum membuahkan hasil.
Dalam kesempatan yang sama, ia mengingatkan bahwa ada prioritas lain yang lebih mendesak.
“Saya cinta Persikas, saya peduli dengan Persikas, saya ingin Persikas tetap di Subang. Tapi infrastruktur jalan harus selesai dalam dua tahun itu jauh lebih penting, rakyat miskin bisa makan ini lebih penting,” tegasnya.