BMKG) Wilayah III Denpasar mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan deras saat musim peralihan di Bali.
“Hindari area terbuka seperti lapangan dan sawah saat terjadi hujan dan petir,” kata Kepala BBMKG Wilayah III, Cahyo Nugroho, di Denpasar, Bali, Selasa (29/4/2025).
Selain itu, BBMKG Denpasar juga mengeluarkan peringatan dini terkait peningkatan kecepatan angin serta potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai dua meter atau lebih.
Prakiraan Cuaca BMKG Tiga Hari ke Depan di Bali
Menurut BMKG Denpasar, dalam tiga hari ke depan, yakni periode 29 April hingga 1 Mei 2025, cuaca di Bali umumnya berawan.
Namun, masih terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan yang tidak merata di beberapa wilayah.
Angin diperkirakan bertiup dari arah timur hingga tenggara dengan kecepatan mencapai 30 kilometer per jam.
Sedangkan tinggi gelombang laut di sejumlah perairan diprakirakan sebagai berikut:
- Perairan selatan Bali: hingga 2,5 meter
- Selat Lombok: hingga 2,5 meter
- Selat Bali: hingga dua meter
- Perairan utara Bali: hingga 1,5 meter
Penyebab Cuaca Ekstrem di Bali
BBMKG Denpasar menjelaskan bahwa kondisi cuaca ini dipengaruhi oleh suhu muka laut di Bali yang berkisar antara 28 hingga 30 derajat Celsius.
Selain itu, massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga ketinggian 3.000 meter.
BMKG juga menyoroti risiko keselamatan pelayaran akibat kondisi angin dan gelombang tinggi. Untuk itu, pengguna kegiatan laut perlu berhati-hati.
Pengguna perahu nelayan perlu waspada terhadap angin berkecepatan lebih dari 15 knot (sekitar 27 kilometer per jam) dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Operator kapal tongkang diimbau berhati-hati saat angin melebihi 16 knot dan gelombang di atas 1,5 meter.
Operator kapal feri disarankan waspada terhadap kecepatan angin lebih dari 21 knot dengan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
BMKG Denpasar Antisipasi Kekeringan untuk Pertanian
Di sisi lain, BMKG Denpasar mengajak masyarakat untuk mulai menampung air guna keperluan pertanian, memaksimalkan penggunaan air irigasi, serta mempersiapkan embung.
Langkah ini bertujuan untuk mengantisipasi musim kemarau sehingga kebutuhan air untuk pertanian tetap terpenuhi.
Sumber:
