
Bali mengalami pemadaman listrik total atau blackout selama sekitar lima jam pada Jumat (2/5/2025) mulai pukul 16.00 Wita.
Gangguan ini berdampak luas, mulai dari layanan penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hingga aktivitas di rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.
Operasi di RSUD Buleleng Terkena Dampak
Salah satu dampak paling krusial dirasakan di RSUD Buleleng. Direktur RSUD Buleleng, dr. Putu Arya Nugraha, mengungkapkan bahwa saat listrik padam, dua operasi tengah berlangsung.
“Ada operasi bedah plastik dan bedah ortopedi,” ujarnya saat dikonfirmasi di Buleleng.
Bali seperti Nyepi, tapi Masih Bisa Bergerak
Sehari menjelang Hari Raya Kuningan, suasana di Bali mendadak berubah seperti saat Hari Nyepi. Meski warga masih bisa beraktivitas di luar rumah, penerangan minim membuat jalanan terlihat suram.
Gang kecil di Kota Denpasar tampak gelap dan sepi, sedangkan di jalan raya, kendaraan masih lalu lalang.
Warung kaki lima, rumah makan, dan pasar tradisional lumpuh tanpa cahaya.
Hanya toko modern yang buka 24 jam masih bisa beroperasi, mengandalkan genset untuk tetap menyala.
Sinyal Seluler Hilang, Warga Putus Komunikasi
Pemadaman listrik juga memengaruhi jaringan komunikasi. Warga mengeluhkan tidak bisa mengakses sinyal seluler sejak sore hari.
Di wilayah Wibisana Barat, Kota Denpasar, sinyal internet baru pulih sekitar pukul 21.55 Wita.
“Baru saja lampu menyala. Dari tadi enggak dapat sinyal,” kata Putu, warga Denpasar Utara.
Hal serupa terjadi di Padang Sambian. Sementara itu, di area Ahmad Yani, listrik lebih cepat pulih sekitar pukul 21.00 Wita. Namun, di wilayah Mambal, suasana tetap gelap, dan kendaraan tampak menembus kegelapan.
Ubud Tetap Hidup, Wisatawan Asing Tak Terdampak
Berbeda dengan Denpasar dan sekitarnya, kawasan wisata Ubud tetap ramai. Restoran, rumah makan, dan bar tetap buka, dipenuhi wisatawan asing.
“Di Ubud ternyata biasa kondisinya. Berbeda sekali dengan Denpasar,” ujar Yanti, seorang warga yang melayat dari Denpasar ke Ubud.
PLN Sebut Gangguan di PLTU Celukan Bawang