barak militer Rindam III/Siliwangi, Kota Bandung.
Keberangkatan dilakukan pada Senin (5/5/2025) pukul 05.00 WIB dari Markas Kodim 0619 Purwakarta.
Langkah ini diambil sebagai bentuk penanganan terhadap perilaku menyimpang di kalangan pelajar yang dinilai sudah tidak tertangani lagi oleh sekolah maupun orang tua.
Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein menjelaskan, keputusan tersebut telah melalui proses verifikasi yang ketat.
“Yang dibawa ke sini itu memang sudah tidak bisa ditangani oleh orangtua dan sekolahnya. Rata-rata mereka suka begadang, pagi susah bangun, bolos sekolah, nongkrong, bahkan ada yang mabuk,” ujarnya dikutip dari Tribunnews, Senin.
Orang Tua Dukung Langkah Pemerintah
Program ini disambut positif oleh sejumlah orang tua siswa. Salah satunya Dadan, orang tua dari salah satu peserta, yang berharap anaknya bisa berubah lebih disiplin usai menjalani pembinaan.
“Mendukung, sangat mendukung. Kami sudah lelah menghadapi kenakalan anak-anak. Mudah-mudahan setelah ini mereka bisa lebih disiplin, terutama dalam sekolah,” kata Dadan.
Menurutnya, anaknya sering kali absen dari sekolah karena kebiasaan begadang. Ia pun berharap program ini bisa menjadi titik balik bagi anak-anak mereka.
“Suka begadang, terus paginya malah enggak sekolah jadi bolos. Semoga program ini bisa buat jadi anak lebih disiplin,” imbuhnya.
Program Serupa Juga Digelar di Sumedang
Tidak hanya di Purwakarta, program serupa juga diterapkan di Kabupaten Sumedang. Sebanyak 40 pelajar bermasalah dijadwalkan mengikuti pelatihan serupa di Markas Kodim 0610 Sumedang mulai Kamis (8/5/2025).
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyatakan bahwa program ini merupakan solusi atas maraknya kasus kenakalan remaja di wilayahnya.
“Sesuai dengan tema diklat, diharapkan terbentuk sumber manusia unggul yang sehat, berkualitas, relevan dan kontributif,” ujar Dony, Minggu (4/5/2025).
Sebelum mengikuti pelatihan, seluruh peserta diwajibkan menjalani sejumlah pemeriksaan awal, termasuk tes kesehatan dan psikotes.
“Dashboard hasil pemeriksaan bisa dilihat by name by address melalui sistem sebagai kondisi awal anak (before) untuk dibandingkan setelah mengikuti diklat (after). Jadi disusun indikator keberhasilan diklat agar bisa terukur,” jelasnya.
Selain pelatihan fisik dan karakter, siswa juga akan mendapat materi tambahan seperti wawasan kebangsaan, pendidikan keagamaan, dan pelatihan keterampilan seperti bertani. Pelatihan akan dibimbing oleh Forkopimda dan pemuka agama.
“Untuk instrukturnya dari unsur Forkopimda. Sementara, akomodasi, logistik, pakaian olahraga, piyama, dan perlengkapan ibadah disiapkan panitia,” pungkas Dony.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pendidikan Militer di Jabar Berlanjut, Puluhan Siswa SMA/SMK Dikirim ke Barak di Bandung
