
suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menjadi korban gigitan ular berbisa, khususnya ular tanah.
Dua orang di antaranya dilaporkan meninggal dunia. Kejadian ini menambah panjang daftar kasus serupa yang selama ini kerap terjadi, terutama ketika masyarakat Baduy membuka lahan pertanian di kawasan hutan.
Muhammad Arif Kirdiat, Ketua Sahabat Relawan Indonesia (SRI), mengatakan bahwa gigitan ular tanah telah menjadi ancaman serius bagi komunitas Baduy.
“Selama ini kasus gigitan ular tanah yang mematikan itu cukup menonjol bagi warga Badui ketika membuka lahan pertanian ladang,” ujarnya di Lebak dikutip dari Antara, Jumat (9/5/2025).
Menurut Arif, warga Baduy yang sehari-hari berada di lingkungan hutan hampir setiap bulan mengalami insiden gigitan ular.
Untuk itu, pihaknya kini tengah mengintensifkan edukasi dan pencegahan agar korban gigitan bisa diminimalkan.
Bagaimana Strategi Pencegahan dan Penanganan Dilakukan?

SRI menerapkan dua strategi utama untuk mengurangi dampak dari gigitan ular berbisa. Pertama, edukasi pencegahan saat warga beraktivitas di hutan. Kedua, edukasi penanganan medis pascagigitan.
Arif menekankan pentingnya penanganan medis, karena metode tradisional seperti jampi-jampi tidak terbukti efektif untuk menyembuhkan gigitan ular berbisa.
“Kita juga akan mendatangkan serum antibisa ular dari Thailand, karena di sana adalah produsen terbesar di dunia,” jelasnya.
Hal ini dinilai penting karena ketersediaan serum di Indonesia masih terbatas. Serum antibisa ular dalam negeri hanya diproduksi oleh PT Bio Farma Bandung, yang jumlah produksinya dinilai belum mencukupi kebutuhan di lapangan.
Apa Permintaan Warga Badui kepada Pemerintah Daerah?
Kepala Desa Kanekes, Djaro Oom, menyampaikan harapannya agar Gubernur Banten Andra Soni dapat segera memenuhi kebutuhan serum antibisa ular untuk masyarakat Baduy.
Menurutnya, kasus gigitan ular cukup tinggi terutama pada musim pembukaan lahan pertanian.
“Kami berharap obat anti bisa ular dipenuhi di puskesmas setempat,” ujar Djaro Oom saat menghadiri perayaan Seba bersama Gubernur Banten.
Seruan ini bukan tanpa alasan. Dengan kondisi geografis dan pola hidup masyarakat Baduy yang dekat dengan hutan, risiko terkena gigitan ular berbisa selalu mengintai.
Oleh sebab itu, akses terhadap layanan medis, termasuk ketersediaan serum, menjadi sangat penting.