
jemaah haji asal Kabupaten Cirebon harus menelan kekecewaan mendalam.
Meski telah melunasi biaya haji dan bahkan mengorbankan aset pribadi seperti mobil, tanah, sawah, hingga rumah, impian mereka untuk berangkat ke Tanah Suci tahun ini pupus.
Kisah memilukan ini disampaikan oleh Anggota Komisi VIII DPR RI, Satori, saat menghadiri prosesi pelepasan calon jemaah haji kloter 10 KJT asal Kota Cirebon yang berlangsung di Makorem 063/Sunan Gunung Jati pada Senin (12/5/2025).
“Kasihan calon jemaah haji, sudah walimatussafar, sudah syukuran, untuk melunasi kadang-kadang menjual aset, menjual rumah, tanah, mobil. Tetapi pas pada saatnya tidak jadi berangkat. Kasihan mereka,” ujar Satori.
Dari total 112 orang asal Kabupaten Cirebon yang telah melunasi ongkos naik haji, hanya enam orang yang benar-benar diberangkatkan. Sisanya, sebanyak 106 calon jemaah harus menerima kenyataan pahit bahwa keberangkatan mereka ditunda.
“Yang lucunya lagi, sudah syukuran haji, sudah ngaturi masyarakat, tetangga, keluarga. Kemudian pas saatnya tidak jadi berangkat, kan secara psikologi mereka beban,” lanjutnya.
Satori menjelaskan bahwa situasi ini terjadi akibat adanya pengurangan kuota tambahan yang sebelumnya sempat dibuka. Ia menyayangkan keputusan pihak terkait yang dinilai terlalu terburu-buru meminta pelunasan dari calon jemaah sebelum ada kepastian kuota.
“Saya sudah sampaikan kepada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah agar hal seperti ini diantisipasi dan diminimalisasi. Jangan sampai terjadi lagi ke depannya,” tegasnya.
Meski demikian, Satori menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pemberangkatan jemaah Kota Cirebon yang dinilai tertib dan nyaman karena dipusatkan di area Makorem 063/Sunan Gunung Jati.
“Bayangkan kalau tempatnya di alun-alun, tumpang tindih, mengganggu lalu lintas. Tapi di sini saya mengapresiasi kepada Kementerian Agama dan Bapak Wali Kota atas tempat yang aman dan nyaman bagi jemaah maupun keluarga yang mengantar,” ujarnya.
Bagi para calon jemaah yang gagal berangkat tahun ini, Satori memastikan mereka akan menjadi prioritas dalam musim haji tahun depan. Ia juga menjanjikan adanya evaluasi menyeluruh setelah pelaksanaan haji 2025 selesai.
“Insyaallah akan kita evaluasi nanti bersama Kementerian Agama dan penyelenggara haji lainnya agar ke depan lebih baik,” pungkasnya.