CLICKBET88 – Di Balik Evakuasi Juliana di Rinjani: Hujan Batu, Tidur di Tebing, dan Bertaruh Nyawa

Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) saat mengevakuasi jasad Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di Gunung Rinjani, Pulau Lombok, Nisa Tenggara Barat, Senin (23/6/2025). Juliana Marins jatuh pada Sabtu (21/6/2025) dan ditemukan tewas.

Lihat Foto

Gunung Rinjani, Agam Rinjani, mengungkap tantangan berat yang dihadapi tim penyelamat saat mengevakuasi jenazah wisatawan Brasil, Juliana Marins.

Menurut Agam, medan evakuasi kali ini merupakan yang paling ekstrem sepanjang pengalamannya selama 9 tahun di Rinjani.

“Evakuasi kali ini adalah yang paling sulit yang pernah saya alami di Rinjani. Medannya curam, berbatu, dan semua batuan lepas. Ini jauh lebih berat dari evakuasi sebelumnya, seperti saat kasus WNA Israel jatuh dari puncak,” ujar Agam, dikutip dari @Podcast BicaraSanti di YIM Official, Sabtu (28/6/2025).

Kompas.com sudah meminta izin dan diperkenankan untuk menggunakan obrolan di podcast tersebut sebagai bahan pemberitaan.

Agam yang telah mengenal Rinjani sejak 2011 ini turut bergabung dalam operasi penyelamatan setelah mendapatkan kabar viral tentang keberadaan Juliana dari video drone yang menunjukkan korban masih hidup.

Ia langsung terbang dari Jakarta ke Lombok, membawa peralatan rescue tambahan termasuk tali sepanjang 1.300 meter.

Itu pun harus terjeda, karena keterbatasan jadwal penerbangan.

“Total tali yang kami pakai menggantung sekitar 1.300 meter, dengan cadangan 400 meter. Saya sudah siapkan anchor sejak empat tahun lalu. Setelah gempa, banyak jalur berubah. Harus dipasang lagi. Semua batuan lepas. Kami ngebor lagi dan turun,” jelasnya.

Agam bercerita bahwa proses evakuasi memakan waktu berhari-hari.

Mereka sempat bermalam dalam kondisi ekstrem, tidur dengan kemiringan 45 derajat di tebing, dan bertahan dari hipotermia akibat angin dan udara dingin Rinjani.

“Tidurnya miring, sleeping bag kemasukan udara juga. Kalau hujan atau longsor, bisa kena batu. Tenda dibawa tapi tidak bisa dipasang. Ini bukan evakuasi kaleng-kaleng,” ungkap Agam.

Pada awalnya tim sempat berdiskusi dan berencana untuk menurunkan Juliana melalui jalur danau di bawah.

Akan tetapi setelah diperhitungkan, menurunkan korban ternyata masih lebih jauh dibandingkan dengan mengangkatnya ke atas.

Dengan kondisi yang lebih ekstrem.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these

No Related Post