KPK) tengah mendalami keterlibatan mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di Bank Jabar Banten (BJB).
Nama Ridwan Kamil mencuat karena secara struktural, ia menjabat sebagai komisaris Bank BJB selama masa jabatannya sebagai gubernur.
Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, menjelaskan bahwa jabatan gubernur secara otomatis membuat seseorang menjadi komisaris bank daerah.
“Perbankan dalam hal ini adalah perbankan daerah. Jadi bank daerah. Daerah mana saja nih? Setiap pemda, pemerintahan daerah tingkat satu itu punya bank. Nah, kemudian gubernur itu menjadi komisarisnya di situ. Nah itu keterkaitannya,” jelas Asep kepada wartawan, Rabu (23/4/2025).
KPK menyatakan, pihaknya perlu mengonfirmasi sejauh mana pengetahuan dan keterlibatan Ridwan Kamil dalam proyek pengadaan iklan yang menjadi sumber dugaan korupsi tersebut.
Apa Langkah KPK Selanjutnya?
Ridwan Kamil berfoto bersama Royal Enfield Classic 500 Battle Green miliknya.KPK berencana memanggil dan memeriksa Ridwan Kamil sebagai saksi dalam kasus ini. Hingga kini, belum ditentukan jadwal pasti pemeriksaannya, namun penyidik telah mengamankan sejumlah barang bukti dalam proses penyelidikan, termasuk sepeda motor merek Royal Enfield milik Ridwan Kamil, yang disita saat penggeledahan rumahnya di Bandung pada 10 Maret 2025.
“Itu (keterangan Ridwan Kamil) yang akan didalami. Makanya kita minta keterangan saksi-saksi yang lain, kemudian buka barang bukti elektronik, itu yang ingin kita ketahui,” tambah Asep.
Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, menegaskan bahwa pemeriksaan terhadap Ridwan Kamil akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Ya nanti tergantung penyidiklah itu, secepatnya,” ujarnya.
Siapa Saja yang Sudah Jadi Tersangka?
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan lima orang sebagai tersangka. Mereka adalah:
- Yuddy Renaldi (Direktur Utama Bank BJB)
- Widi Hartoto (Pejabat Pembuat Komitmen dan Kepala Divisi Corsec BJB)
- Ikin Asikin Dulmanan (pengendali agensi Antedja Muliatama dan Cakrawala Kreasi Mandiri)
- Suhendrik (pengendali agensi BSC Advertising dan Wahana Semesta Bandung Ekspress)
- Sophan Jaya Kusuma (pengendali Cipta Karya Sukses Bersama).
KPK mencurigai bahwa penunjukan agensi oleh Bank BJB melanggar aturan pengadaan barang dan jasa.
Lembaga antirasuah ini juga menemukan bahwa pekerjaan agensi sebatas menempatkan iklan berdasarkan permintaan bank, tapi terdapat ketidaksesuaian jumlah uang yang diterima dan yang dibayarkan ke media.
KPK menemukan adanya selisih dana sebesar Rp 222 miliar antara nilai kontrak dengan agensi dan jumlah yang dibayarkan agensi kepada media.
Selisih ini menjadi salah satu indikasi kuat adanya pelanggaran yang merugikan keuangan negara.
“Kita tidak ingin berasumsi. Semua berdasarkan data, dokumen, dan keterangan saksi-saksi,” tutup Asep.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Ridwan Kamil Terseret Korupsi Bank BJB karena Jabat Komisaris“.
