
Timnas U17 Indonesia mencetak sejarah dengan meraih kemenangan tipis 1-0 atas Korea Selatan dalam laga perdana Grup C Piala Asia U17 2025.
Kemenangan ini bukan hanya soal gol semata wayang yang dicetak Evandra Florasta, tetapi juga bukti dari pertahanan solid yang dibangun sepanjang pertandingan.
Strategi Low Block yang Efektif Timnas U17 Indonesia
Dilansir Kompas.com (05/04/2025), pengamat sepak bola, Gita Suwondo, menilai kemenangan ini tak lepas dari kedisiplinan para pemain dalam bertahan.
Sejak babak pertama, Indonesia menerapkan strategi low block, memadatkan lini pertahanan untuk meredam serangan lawan.
“Mungkin yang harus diperhatikan adalah kurangnya pressing pada saat lawan melakukan shooting, tapi secara keseluruhan pertahanan bagus. Rapat,” kata Gita kepada Kompas.com.
Statistik menunjukkan bahwa Korea Selatan mendominasi dengan sembilan tembakan di babak pertama, namun hanya dua yang tepat sasaran.
Ini membuktikan efektivitas pertahanan Indonesia dalam membatasi ruang gerak lawan.
Minim Peluang Berbahaya untuk Korea Selatan
Salah satu bukti kokohnya pertahanan Timnas U17 Indonesia adalah minimnya peluang berbahaya yang didapat Korea Selatan sepanjang laga.
Bahkan, ancaman serius baru datang pada menit ke-68.
“Pertahanan kita yang disiplinlah yang membuat kenapa peluang Korea yang menyulitkan Dafa baru terjadi di menit 68,” ungkap Gita.
Kiper Dafa Al Gasemi tampil impresif dengan melakukan beberapa penyelamatan krusial.
Kombinasi antara lini belakang yang disiplin dan refleks cepat Dafa membuat Korea Selatan gagal memanfaatkan dominasi mereka.
Kelemahan Timnas U17 Indonesia
Meski pertahanan solid, Indonesia masih memiliki kelemahan dalam transisi ke serangan balik.
Menurut Gita Suwondo, pemain sering kehilangan bola di sepertiga akhir lapangan akibat kurangnya ketenangan.
“Counter attack kurang sabar, jadi sering kehilangan bola di final third. Peluang terbaik babak pertama datang dari Mierza (Firjatullah) yang tinggal chop ke atas jangkauan penjaga gawang, tapi enggak tenang,” tambahnya.