
Gelar Haji bagi pria dan Hajjah bagi wanita telah lama menjadi bagian dari identitas sosial umat Islam di Indonesia.
Gelar ini bukan hanya sekadar penanda bahwa seseorang telah menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, tetapi juga menyimpan nilai religius, budaya, hingga sejarah kolonial yang mendalam.
Setiap tahun, ribuan jamaah asal Indonesia berangkat ke Mekah untuk menunaikan rukun Islam kelima.
Ketika kembali ke tanah air, mereka umumnya disapa dengan sebutan “Haji” atau “Hajjah”, yang kemudian melekat dalam identitas mereka, bahkan digunakan dalam berbagai kesempatan resmi maupun sehari-hari.
Namun, dari manakah sebenarnya tradisi penyematan gelar ini berasal? Mengapa gelar Haji dan Hajjah memiliki arti penting bagi umat Muslim di Indonesia?
Gelar Haji dan Hajjah: Lebih dari Sekadar Sebutan
Secara religius, gelar Haji dan Hajjah menunjukkan bahwa seseorang telah menunaikan ibadah haji—sebuah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu secara fisik dan finansial.
Perjalanan spiritual ini melibatkan serangkaian rukun dan wajib haji seperti ihram, wukuf di Arafah, tawaf, sa’i, hingga tahallul.
Mereka yang berhasil menuntaskan seluruh rangkaian ibadah tersebut dianggap telah melalui proses spiritual yang dalam dan penuh pengorbanan.
Karena itu, penyematan gelar Haji dan Hajjah menjadi bentuk penghormatan sekaligus pengakuan atas pencapaian tersebut.
Tak hanya secara keagamaan, gelar ini juga memiliki dampak sosial yang besar. Dalam banyak komunitas di Indonesia, seorang Haji atau Hajjah umumnya mendapat tempat terhormat di masyarakat.
Mereka dipandang sebagai sosok yang lebih mendalami agama, lebih bijaksana, dan bahkan kerap dijadikan panutan.
Tiga Perspektif Sejarah Gelar Haji dan Hajjah di Indonesia
Asal-usul gelar Haji di Indonesia dapat ditelusuri dari tiga sudut pandang: keagamaan, budaya lokal, dan sejarah kolonial.
1. Perspektif Keagamaan
Dalam Islam, ibadah haji merupakan salah satu dari lima rukun utama yang wajib dipenuhi oleh umat Muslim. Karena memerlukan kesiapan fisik, mental, serta biaya yang tidak sedikit, keberhasilan melaksanakan haji dianggap sebagai pencapaian luar biasa.
Penyematan gelar Haji dan Hajjah menjadi bentuk penghargaan atas usaha tersebut. Gelar ini mengandung makna bahwa sang pemilik telah memenuhi panggilan Allah SWT untuk beribadah di Tanah Suci.