
Di sana, mereka mendapatkan pendidikan akademik sekaligus pembinaan karakter.
Program yang dikemas dalam Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS) ini mendapat apresiasi dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) karena menggunakan pendekatan humanis, bukan lagi konsep barak militer.
Dilansir Kompas.com (29/05/2025), Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah, menyebut program ini sebagai langkah tepat yang tidak hanya menyelesaikan masalah kedisiplinan anak secara sementara, tetapi juga menyentuh akar persoalan yang lebih dalam.
“Program ini dapat menjadi role model untuk kota-kota lain, karena RIAS atau Rumah Ilmu Arek Suroboyo menjadi rumah yang sesungguhnya bagi anak-anak ini,” kata Ai Maryati di Surabaya, Rabu (28/5/2025).
“Sehingga penanaman kedisiplinan di sini mampu menjawab masalah hingga ke akarnya,” lanjutnya.
Dampak Positif di Lapangan
Ai Maryati mengungkapkan pengalamannya saat mendatangi salah satu asrama RIAS di Jalan Kalijudan Indah, Kecamatan Mulyorejo.
Menurutnya, sudah terlihat dampak positif dari pelaksanaan program tersebut.
“Saya melihat banyak ruang keterpaduan yang memang ramah anak. Hal ini terwujud atas peran pemerintah dan swasta yang turut mendorong supaya anak memiliki karakteristik pengembangan diri,” ujarnya.
Kekhawatiran Terhadap Konsep Barak Militer
Sebelumnya, Ketua KPAI Ai Maryati Solihah sempat mengungkapkan kekhawatirannya terhadap pendekatan barak militer untuk menangani anak bermasalah.
Menurutnya, tanpa asesmen psikologis yang jelas, program seperti itu berpotensi melanggar hak anak.
“Kami mengharapkan tidak terjadi pelanggaran hak anak ini, tetapi potensi mengarah ke situ ada, tadi hilangnya referensi asesmen yang jelas (dari psikolog),” ujar Ai Maryati beberapa waktu lalu.
Eri Cahyadi: Fokus Pendidikan, Keterampilan, dan Akhlak
Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa program RIAS merupakan hasil dari pengalamannya menangani anak-anak bermasalah sejak tahun 2022.
Di asrama RIAS, anak-anak tidak hanya mendapatkan pendidikan akademik, tetapi juga keterampilan hidup serta penanaman nilai-nilai disiplin.
“(Seperti) mengenai jam malam, kewajiban beribadah, dan waktu belajar sudah disepakati bersama orang tua. Kami betul-betul ingin menciptakan anak-anak yang berakhlak,” ucap Eri.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kritik Barak Militer ala Dedi Mulyadi, KPAI Justru Puji Cara Eri Cahyadi Tangani Anak Nakal, Klik untuk baca: https://surabaya.kompas.com