CLICKBET88 – PAD Hanya Rp 2,5 Juta Selama 3 Tahun, Stasiun Lambuang Bukittinggi Senilai Rp 24,5 M Ditutup

Penampakan gerbang Stasiun Lambuang Kota Bukittinggi, Senin (4/3/2024).

Lihat Foto

Stasiun Lambuang di Bukittinggi, Sumatera Barat, merupakan proyek pusat kuliner yang digagas Pemerintah Kota Bukittinggi sejak 2022 resmi ditutup.

Proyek ini sempat menjadi sorotan publik ketika diresmikan Menteri BUMN Erick Thohir dan anggota DPR RI Andre Rosiade pada Maret 2024.

Sejak dibuka, proyek ini hanya menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sekitar Rp 2,5 juta dalam tiga tahun.

Ketua DPRD Bukittinggi, Syaiful Efendi, menyebut bahwa pemasukan PAD tersebut hanya berasal dari retribusi pedagang.

“Sejak Pemkot Bukittinggi pinjam lahan dari PT KAI, Stasiun Lambuang hanya menghasilkan PAD Rp 2,5 juta dalam tiga tahun,” kata Syaiful saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/5/2025).

Pj Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi, Al Amin, juga menyampaikan bahwa biaya sewa lahan kepada PT KAI mencapai Rp 2,3 miliar per tahun.

Namun, perputaran uang yang terjadi sangat kecil dan tidak sebanding dengan pengeluaran pemerintah.

“Benar tidak kita perpanjang kontraknya. Alasan efisiensi dan keberadaannya belum mampu meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelas Al Amin.

Bagaimana sikap Pemkot dan DPRD Bukittinggi terhadap penutupan ini?

Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, melalui langkah efisiensi anggaran, memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak sewa lahan. Keputusan ini didukung penuh oleh DPRD Bukittinggi.

“Kita dukung langkah Pemkot untuk tidak memperpanjang kontrak karena itu membebani keuangan Pemkot,” ujar Syaiful.

Menurut Al Amin, kondisi Stasiun Lambuang saat ini juga mulai sepi dan dikhawatirkan dapat menimbulkan potensi tindak kriminal jika dibiarkan terbengkalai.

“Daripada nantinya timbul masalah baru seperti tindakan kriminal, lebih baik dikembalikan ke PT KAI,” katanya.

Lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu dipinjam untuk dijadikan tempat wisata kuliner yang diharapkan menjadi destinasi unggulan Sumbar.

Pembangunan infrastruktur dan fasilitasnya menelan dana sekitar Rp 17 miliar, dan jika ditambah sewa lahan serta operasional, total anggarannya mencapai Rp 24,5 miliar.

Harapannya, Stasiun Lambuang bisa menghidupkan kembali denyut ekonomi lokal dan memperkuat posisi Bukittinggi sebagai kota wisata.

Meski harapan tinggi disematkan pada Stasiun Lambuang, kenyataan di lapangan jauh dari ekspektasi.

Kini, lahan Stasiun Lambuang telah dikembalikan ke PT KAI, menandai akhir dari perjalanan proyek yang awalnya diharapkan menjadi ikon kuliner dan ekonomi Bukittinggi tersebut.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Stasiun Lambuang Bukittinggi Tutup Usai Diresmikan Erick Thohir Tahun Lalu, Cuma Hasilkan PAD Rp 2,5 Juta dalam 3 Tahun“.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these

No Related Post