CLICKBET88 – Warga Enggano Pertaruhkan Nyawa Sebrangi Samudera Hindia dengan Kapal Kecil Usai 3 Bulan Terisolasi

Korban saat berangkat dari Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu menuju Pulau Enggano pada Sabtu (24/5/2025). Korban kapal hilang tujuan Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, ternyata berangkat gunakan kapal nelayan untuk selesaikan urusan adat almarhum suami

Lihat Foto

Pulau Enggano di Provinsi Bengkulu telah terisolasi selama lebih dari tiga bulan. Bukan karena bencana alam, melainkan karena minimnya layanan transportasi laut yang menghubungkan mereka dengan dunia luar.

Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Wilayah Bengkulu tidak bisa menutupi kekecewaannya. Ketua AMAN Bengkulu, Fahmi Arisandi, menyoroti respons Pemerintah Provinsi Bengkulu yang dinilai sangat minim.

Ia mengemukakan bahwa saat kunjungan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka ke Bengkulu pada Selasa (27/5/2025), pemerintah daerah hanya menyampaikan persoalan pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai.

“Para pebisnis, benar terganggu dengan dangkalnya alur ini. Namun jangan lupa ada ribuan orang juga yang kini masih terkurung di pulau. Dan ini yang harusnya jadi perhatian serius pemerintah. Bukan cuma soal alur dan alur saja,” tegas Fahmi dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (30/5/2025).

Pernyataan Fahmi bukan tanpa dasar. Insiden lima orang warga yang nekat menyeberang dari Bengkulu ke Pulau Enggano dan terombang-ambing hingga ke Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, sebelum akhirnya ditemukan selamat pada Senin (25/5/2025), menjadi bukti nyata betapa berbahayanya kondisi yang dihadapi warga Enggano.

Ketiadaan kapal penumpang telah memaksa warga mempertaruhkan nyawa dengan menggunakan kapal-kapal kecil untuk melintasi Samudera Hindia.

“Mereka harus bertaruh nyawa. Ini menyedihkan. Secara nyata, ini menampilkan ketidakmampuan pemerintah Bengkulu untuk menyiasati cara lain menyelamatkan orang-orang di Pulau Enggano. Cuma sibuk menunggu alur dikeruk,” ujar Fahmi.

Mengapa Solusi Jangka Pendek untuk Transportasi Laut Belum Terwujud?

Kekecewaan serupa juga dilontarkan oleh Ketua Pengurus Harian Daerah AMAN Enggano, Mulyadi Kauno.

Ia menyatakan kekecewaannya terhadap lambatnya respons pemerintah dalam mengatasi isolasi wilayah tersebut.

Mulyadi mengakui bahwa pengerukan alur pelabuhan memang penting, namun mestinya ada solusi cepat untuk menyambungkan kembali akses transportasi warga.

“Kami butuh kapal yang layak dan mampu untuk menyeberang samudera itu saja. Masa pemerintah Bengkulu tak punya sensitifitas soal ini,” ucapnya.

Mulyadi menambahkan bahwa pihaknya sempat melarang warga menggunakan kapal kecil karena berisiko tinggi. Namun, kebutuhan ekonomi memaksa banyak orang tetap nekat melaut.

“Jangan abaikan kami. Pendangkalan alur sudah dari dulu terjadi terus. Tapi ini sudah terlalu lama kami terkurung,” keluhnya.

Seberapa Besar Kerugian yang Ditanggung Warga Enggano Akibat Isolasi Ini?

Dampak isolasi ini tidak hanya sebatas ancaman nyawa, tetapi juga kerugian ekonomi yang masif. Masyarakat Pulau Enggano, Bengkulu, bahkan mengancam akan menggugat Pelindo karena merugi miliaran rupiah per bulan, baik secara materi maupun imaterial.

Kerugian ini timbul akibat pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai yang telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these

No Related Post